Slider

Nasional

Sumsel

OKI

TIPS

Budaya

INSPIRASI

Olahraga

» » » » Perbedaan Moyes dan Van Gaal di MU

Meski belum memberikan bukti Louis van Gaal mampu membawa Manchester United bangkit, setidaknya sudah terlihat perbedaan pelatih asal Belanda itu dengan David Moyes.

Moyes menjadi pelatih MU musim 2013/2014 menggantikan Sir Alex Ferguson yang pensiun. Sayang, jabatannya di Old Trafford hanya bertahan 10 bulan. Pria asal Skotlandia itu dipecat bulan April lalu karena tak mampu mengangkat performa Setan Merah.

Ketika musim 2013/2014 menyisakan beberapa laga lagi, MU ditangani caretacker Ryan Giggs. Hasilnya, Manchester Merah mengakhiri musim di posisi tujuh dan tak lolos ke kompetisi Eropa.

Sejak kedatangan Moyes, tak jarang berita perselisihan dalam skuad MU dihembuskan media. Salah satu yang kerap menyeruak adalah hubungan tak harmonis mantan pelatih Everton itu dengan Robin van Persie. Pemain asal Belanda itu diduga kuat tak senang dengan metode latihan Moyes yang dinilainya sudah usang.

Dalam karier kepelatihannya, Moyes belum pernah menangani klub sebesar MU. Sebelumnya, ia menjadi juru racik Preston North End dan Everton. Pria berusia 51 tahun itu dinilai tak bisa menyatukan ego pemain bintang di skuad The Red Devils dan menghadapi tekanan besar di klub seperti MU.

Puncak kegundahan fans MU adalah ketika MU menghadapi Fulham di Old Trafford, 9 Februari lalu yang berakhir 2-2. Di laga itu, pemain Manchester Merah mendapat instruksi terus melakukan umpan-umpan silang ke kotak penalti lawan. Tercatat lebih dari 80 umpan silang yang mengarah ke pertahanan The Cottagers, tapi tak satupun yang berbuah gol. Jumlah umpan silang tersebut menjadi yang terbanyak di satu laga Liga Primer Inggris dalam tujuh tahun terakhir.

Ketika taktik tersebut tak berjalan baik di babak pertama, MU tak mengubah pola permainannya. Bahkan, mereka tetap menggunakan strategi umpan silang di babak kedua. Meski mampu mencetak dua gol, tapi tak satupun yang lahir dari umpan silang.

Setelah pertandingan berakhir, bek Fulham, Dan Burn, mengaku kaget dengan taktik yang dikembangkan Moyes.

"Saat pertandingan berakhir, saya mengatakan kepada rekan satu tim tak pernah melakukan sundulan membuang bola sejak terakhir kali tampil di divisi confrence," ujarnya, dikutip dariMetro.

Bahkan, pelatih Fulham saat itu, Rene Meulensteen, menyebut taktik MU di pertandingan tersebut sangat mudah dibaca dan diantisipasi.

Kini, Van Gaal datang dengan membawa harapan baru. Baru sekitar tiga pekan di MU, pria berusia 62 tahun itu sudah banyak membawa perubahan. Mantan pelatih Barcelona itu menerapkan beberapa peraturan baru, dan salah satunya adalah mewajibkan semua pemain makan siang bersama usai menjalani sesi latihan pagi hari di Aon Training Complex di Carrington.

Di atas lapangan, Van Gaal memang belum teruji. Meski mampu membawa MU lolos ke final International Champions Cup usai mengandaskan AS Roma, Inter Milan dan Real Madrid, semua itu hanyalah laga pramusim. Ujian sebenarnya adalah Liga Primer Inggris yang dimulai 16 Agustus mendatang.

Meski demikian, kedatangan Van Gaal membawa aura positif. Para pemain MU berlomba-lomba berusaha mencuri perhatian mantan juru racik timnas Belanda itu. Beberapa pemain yang jarang mendapat kesempatan bermain di era Moyes seperti Shinji Kagawa, Darren Fletcher dan Wilfired Zaha bertekad menampilkan yang terbaik sehingga mendapatkan kesempatan tampil lebih banyak di musim ini.

Salah satu penyegaran yang dilakukan Van Gaal dalam skuad MU adalah memperkenalkan formasi 3-4-1-2. Sebelumnya, Setan Merah belum pernah menggunakan formasi tiga pemain belakang dan dua bek sayap. Hasilnya sejauh ini cukup meyakinkan dilihat dari laga pramusim. Salah satu pemain yang gembira dengan formasi ini adalah Juan Mata. Pemain asal Spanyol itu ditempatkan sebagai penyerang lubang di belakang dua penyerang, posisi yang memang selalu diidamkannya saat masih dilatih Moyes musim lalu. Sayang, mantan pemain Chelsea itu lebih sering diturunkan sebagai pemain sayap.

Jika berbicara mengenai perbedaan Moyes dan Van Gaal, komentar Zaha berikut ini mungkin bisa semakin memperjelas.

"Pelatih saat ini akan memberitahu apa yang ia inginkan. Ia takkan bicara di belakang atau hanya diam saja kepada Anda. Ia akan langsung bicara di depan Anda, dan itu sangat membantu dibandingkan diam saja dan mengisolasi Anda tanpa berkata apapun. Ia langsung bicara jika Anda melakukan kesalahan," kata Zaha.

Jika dibandingkan Moyes, karier kepelatihan Van Gaal jauh lebih mengilap. Ia terbiasa memimpin tim-tim besar Eropa seperti Ajax Amsterdam, Bayern Munchen dan Barcelona. Tak hanya melatih, Van Gaal mampu memberikan trofi kepada tim-tim besar tersebut.

Van Gaal memang membawa angin segar untuk pemain dan fans MU. Tapi, ujian sesungguhnya belum dihadapi mantan pelatih Bayern Munchen tersebut. Semua akan terlihat setidaknya memasuki periode bulan Desember atau pertengahan Liga Primer Inggris dimana posisi Setan Merah di tabel klasemen.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama