Slider

Nasional

Sumsel

OKI

TIPS

Budaya

INSPIRASI

Olahraga

» » LVIV, Pusat Kebudayaan yang Doyan Festival

PADA 28 April 2009, Lviv diperkenalkan sebagai pusat kebudayaan Ukraina. Status ini diberikan berdasarkan hasil penelitian Badan Pariwisata Ukraina. Lviv diberi gelar itu karena menggelar lebih dari seratus festival setiap tahun, memiliki 60 museum dan seratus gereja dari berbagai aliran, dan daya tarik utama para turis.
Selama dua tahun terakhir, kunjungan turis ke kota ini meningkat sampai 40 persen. Saat ini, lebih dari satu juta orang per tahun mengunjungi kota itu. Di antara turis asing, jumlah terbesar datang dari Polandia, Jerman, Austria, Amerika Serikat, dan Rusia.
Kota ini dikenal sebagai pusat kesenian, sastra, musik dan teater. Saat ini di Lviv terdapat sejumlah besar teater, gedung untuk pagelaran konser, perkumpulan seni dan sering juga digelar sejumlah kegiatan seni. Bangunan dan kegiatan seni itu adalah warisan masa lalu yang secara konstan terus diperkaya oleh generasi terkini.
Lviv juga merupakan pusat pendidikan. Di kota itu terdapat 23 institusi pendidikan, dengan tujuh di antaranya punya bidang khusus dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk mendukung pariwisata.
Sejak dibangunnya benteng di Zamkova Hora pada 1256, Lviv mengalami beberapa kali pergantian nama, sesuai dengan penguasa. Awalnya dikenal sebagai Kota Lev, untuk menghormati putra Raja Danylo Halytski. Nama itu kemudian berubah menjadi Lemberg, ketika dikuasai Kekaisaran Austria antara tahun 1772 dan 1918.
Orang Rusia menyebutnya Lvov, derivasi dari singa, yang merupakan simbol kota itu. Ini merupakan salah satu dari sedikit konstanta di Lviv dan telah menjadi lambang kota sejak abad ke-13. Dikenal juga sejumlah lambang lain berupa mahkota, lambang kepausan, palu dan arit, dan Militari Virtuti, yaitu medali yang diberikan Polandia untuk perjuangan heroik pada 1918.
Di bawah kekuasaan Polandia sampai Perang Dunia II, Nazi melakukan invasi dan sampai Soviet mengusir mereka 3,5 tahun kemudian, setengah juta orang meninggal baik dalam ghetto maupun kamp konsentrasi. Konferensi Yalta membuat Lviv terintegrasi ke dalam Republik Sosialis Soviet Ukraina. Munculnya nasionalisme Ukraina di Lviv memainkan peranan penting dalam meraih kemerdekaan pada 1991.
Sebagai kota pariwisata, Lviv membangun basis ekonomi mereka pada bidang perbankan dan perdagangan valuta.
Tempat untuk Dikunjungi
Alun-alun Ploshcha Rynok bisa mewakili segalanya tentang Lviv. Di Ploshcha Rynok, yang dibangun kembali setelah kebakaran pada abad ke-16, terdapat parit batu dan empat sudutnya dihiasi pancuran dengan hiasan patung dewa-dewa Yunani.
Lviv adalah tempat lahirnya sepak bola Ukraina dan Polandia. Pertandingan pertama yang didokumentasikan terjadi pada tanggal 14 Juli 1894. Tanggal ini dianggap sebagai hari lahir sepak bola Ukraina.
Dalam 17 tahun kemudian, Federasi Sepak Bola Polandia didirikan di sana dan tim nasional memainkan tiga laga perdana di Lviv, di lapangan klub profesional pertama Polandia sejak 1903, Slavia Lwow.
Kemunculan Slavia (kemudian menjadi Czarni) Lwow diikuti oleh Lechia Lwow dan kemudian Pogon Lwow. Pogon menikmati memenangkan kejuaraan Polandia sebanyak empat kali pada tahun 1922 sampai 1926. Pada akhir dekade keempat, Hasmonea Lwow juga menjadi bagian Liga Utama Polandia.
Munculnya Perang Dunia II mengubah wajah sepak bola Polandia. Czarni, juara Piala Polandia 1935, dibubarkan oleh pemerintah Soviet. Lechia berubah menjadi FC Lokomotiv Lviv. Pogon juga dibubarkan setelah emigrasi besar-besaran warga Polandia. Pada 2009, Pogon Lwow lahir kembali dalam bentuk tim amatir.
Tim terbesar di Lviv saat ini adalah Karpaty Lviv. Karpaty didirikan pada 1963 mengambil nama dari Pegunungan Carpathian. Mereka menjadi satu-satunya tim di liga utama yang menjuarai Piala USSR pada 1969. Itu masih menjadi satu-satunya trofi bergengsi mereka. Pada 2006, Karpaty mendapatkan rival sekota, FC Lviv.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
This is the last post.

Tidak ada komentar: